Kilas Berita :
Home » » "Dosen Tak Bernyawa" Tulisan Terakhir Ukhti Novilia

"Dosen Tak Bernyawa" Tulisan Terakhir Ukhti Novilia

Written By PUSKOMDA Priangan Timur on 5 Nov 2012 | 11/05/2012

Korban Saat Di Semayamkan Di UNDIP | Foto : Kompas 05/11
Innalillahi wa innailahi raaji'un, keluarga besar FSLDK Indonesia kembali mendapat kabar duka seperti yang telah diberitakan berbagai media. Novilia Lutfiatul Khoriyah (19), warga Bukitjaya, Palelawan, Riau; dan Esti Ilma Zakiya (18), Jalan Jendana Nomor 19 A, Bekasi yang merupakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP menjadi salah satu dari 6 korban meninggal kecelakaan Bus PO Raharja, dengan nomor polisi AB 2586 AC. Sementara 22 luka-luka dan yang lain selamat. 

Bus naas tersebut mengangkut rombongan delegasi Antibiotic8 Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Indonesia (FULDFK) di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 

Donasi untuk para korban bisa melalui infak/sumbangan ke Bank Syariah Mandiri a.n puspitasari 7031267891 konfirmasi santunan ke Cp 083181603208. Dana akan dialokasikan untuk:
  1. Biaya tiket untuk para delegasi mahasiswa FK yang terpaksa hangus (bus tadinya akan mengantar ke stasiun/bandara). 
  2. Biaya RS utuk yang dirawat. 
  3. Santunan untuk kelurga yang jadi korban meninggal.

Semoga segala amal ibadah para korban diterima disisi Allah SWT, dan diberikan kesabaran bagi semua keluarganya khususnya, umumnya bagi yang selamat semoga diberikan kesembuhan seperti sediakala. aamiin....

Dan berikut ini tulisan terakhir Ukhti Novilia salah satu korban meninggal yang ditulis lewat blognya pada tanggal 1 November 2012 berjudul "Dosen Tak Bernyawa".

==================================
“Manusia berawal dari setetes air mani yang hina Berakhir menjadi seonggok daging yang membusuk Dan saat ini berada diantara keduanya dengan membawa kotoran kemana-mana” 
-Salim A. Fillah- “Dalam Dekapan Ukhuwah”


Kematian  merupakan salah satu topik yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang, apalagi kita yang masih muda-muda. Sukar dimulai dan mudah untuk dihentikan. Padahal setiap manusia tak akan pernah tahu waktu kedatangannya. Kematian tak akan memandang umur, tua muda akan mati bila waktunya memang telah tiba.

Setiap kali memasuki ruangan praktikum anatomi jantungku selalu berdesir miris. Seonggok tubuh yang terbujur kaku dengan bentuk yang sudah tak beraturan dan tak “manusiawi” menjadi pemandangan yang selalu ditemui setiap minggunya. Melawan  kodrat alam, dipaksa tak membusuk dengan formalin. Tubuh-tubuh yang dulunya selalu dibanggakan, tegap, gagah, langsing dan sebagainya yang menjadi pemicu dosa bila tak digunakan dalam koridor syariat-Nya.

Untuk melawan rasa takut, hal pertama yang aku perhatikan saat menghadapi cadaver adalah wajahnya. Walaupun tetap bergidik merinding melihat otot-otot wajah yang menegang saat sakaratul maut. Tergambar jelas kesakitan yang dirasakan saat  detik-detik malaikat Izrail menjemput. Bahkan manusia termulia, dengan pengambilan ruh yang benar-benar pelan dan lembut  saja merasakan sakit yang benar-benar sakit. Apalagi kita, yang sadar akan siksa neraka namun tetap rutin berbuat dosa.

Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut.

Seringkali  tak teganya rasanya membuka lapisan demi lapisan  kulit mereka, menarik-narik otot untuk mencari perlekatannya, mengorek-ngorek menemukan pembuluh darah serta syaraf yang letaknya tersembunyi dan lain-lain. “ Ini dulunya juga manusia Nov, sama sepertimu,  maka perlakukanlah dengan baik dan lembut”, ucapku pada diri sendiri.

Perasaan jijik juga sering mendatangi, bersyukur pada Allah yang memberikan rasa lupa pada manusia. Sehingga aku dan teman-teman masih bisa makan walaupun baru saja memegang dan berkutat dengan cadaver menggunakan tangan kosong, setelah cuci tangan tentunya.

Laboratorium anatomi dan seluruh mayat-mayat  didalamnya selalu mengingatkanku akan datangnya kematian yang tak tahu kapan akan menjemputku. Mereka  adalah guru-guruku, guru dunia karena mengajarkan banyak ilmu pengetahuan serta guru akhirat yang menjadi reminder akan kehidupan dunia yang sementara ini.

Mayat-mayat yang tak jelas asal usulnya, tunawisma, preman dengan tato-tato di tubuhnya dan entah siapa itu tak pernah mengharapkan tubuhnya disayat-sayat dan dipotong-potong menjadi media pembelajaran kami. Semasa hidupnya mereka pasti mengharapkan mayatnya kelak diurus sewajarnya. Dimandikan, disholatkan, dikafani, dimakamkan, dan didoakan oleh keluarga. Pantas atau tidak mereka bisa disebut orang-orang yang tidak beruntung.

Salah seorang temanku pernah bertanya “Apa dosa-dosa mereka bisa tergugurkan ya? Secara fisik mereka adalah preman yang tak pernah kita tahu amal ibadahnya, dan dilihat dari niat mereka tak pernah berharap jadi media praktikum.”

“Hanya Allah yang tahu, tugas kitalah selalu berdoa agar dosa-dosa mereka diampuni melalui setiap sentuhan dan perlakuan yang kita berikan pada mereka” ucapku menutup pembicaraan seusai praktikum bebas malam itu.

Ya Allah, siapapun mereka, ampunilah dosa-dosa mereka

Jadikanlah setiap perlakuan yang kami berikan sebagai penggugur dosa mereka

Terimalah setiap amal ibadah mereka semasa hidup dulu

Gantikanlah liang lahat mereka dengan rumah-rumah surga-Mu

Gantilah kain kafan mereka dengan baju-baju kebesaran penghuni surga

Sayangilah mereka

Karena mereka kami mengenal ilmu-ilmu Mu

Karena mereka kami menjadi orang yang bersyukur

Dan karena mereka, kelak kami bisa menolong hamba-hamba Mu

| Dari berbagai sumber


Share this article :

Puskomda FSLDK Priangan Timur

Puskomda FSLDK Priangan Timur
 
Support : Team MCD FSLDK Priangan Timur
Copyright © 2010. FSLDK Priangan Timur - Jawa Barat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website | Editing by Team MCD
Proudly powered by Blogger