Kilas Berita :
Home » » Pagi Hari, Aku Pun Mulai Berjilbab

Pagi Hari, Aku Pun Mulai Berjilbab

Written By PUSKOMDA Priangan Timur on 6 Sep 2012 | 9/06/2012

Ilustrasi
Pagi itu Indah biasa bersiap untuk berangkat sekolah dasar, Akan tetapi menjadi pagi paling lama bagi Indah dalam mempersiapkan seragam. Satu setengah jam sudah dia melenggak lenggok di depan cermin. Sebuah kain putih yang meliuk di kepalanya coba ia tarik ke sana sini untuk mencari posisi yang pas.

Masih belum puas dengan yang dilihatnya di dalam cermin, Indah sudah mendapat satu seruan keras dari ibunya. “Indaaaah…! Ayo cepat sarapan! Sebentar lagi waktunya pergi sekolah,” teriak ibu Indah. Deg.... Indah tiba-tiba tegang apa yang dia kenakan sekarang membuatnya ragu bahkan untuk diperlihatkan kepada ibunya sendiri. Dengan langkah gontai, Indah melangkahkan kaki keluar kamarnya menuju ruang makan. Indah segera menarik kursi makan dan mendudukinya dengan anggun. Ia memandang sayu ke atas sajian meja makan.

Bukan, matanya bukan memandangi makanan yang tersaji dan siap santap buatan ibunya, melainkan ia curi-curi memandang bayangan dirinya yang terpantul dari apa saja benda mengkilat di atas meja sambil sesekali mencoba menggeser-geser lipatan kain yang menutupi rambutnya.“Indah ayo segera makan, nanti telat!” suara ibunya dari dapur mulai terdengar.Dengan tangan membawa satu mangkok besar berisi sayur sop yang masih panas, ibu Indah berjalan masuk ke ruang makan. “Eh eh!” Hampir saja harta karun pagi itu tumpah satu mangkok.

Ibu Indah kaget karena melihat sesosok gadis sangat cantik nan manis yang memasang muka merah merona melemparkan senyum padanya. Karena keelokan penampilannya, ibu Indah sempat tak mengenali gadis yang duduk di meja makan itu. Gadis itu mengenakan jilbab cantik warna putih dengan hiasan bross abu-abu menempel di bawah pundak sebelah kiri. Dua detik kemudian, gadis itu melempar suara, “Mah, gimana jilbab Indah? Sudah betul belum?”. “Subhanallah. Ini anak siapa..? Kok cantik banget? ” komentar ibunya membalas pertanyaan anak perempuan satu-satunya itu.

Ibu Indah berjalan mendekati Indah lalu sedikit membungkukkan badannya hingga kepalanya sejajar dengan Indah.Ia apit lembut pipi anak kesayangannya dengan kedua tangannya. Ia tatap dalam-dalam mata Indah. Belum ibunya sempat berkata-kata, Indah bertanya heran, “Ih, ada yang salah ya Mah? Bagian yang mana yang belum rapi??”Sambil Indah menarik-narik ujung jilbabnya mencoba memperbaiki yang sebenarnya tidak salah. “Bukan, Indah. Mamah sedang bertasbih kepada Tuhan. karena atas kuasa-Nya, Mamah dikaruniakan seorang anak

gadis yang cantik rupawan.

Akan tetapi gadis ini kemudian menetapkan hati untuk tidak memberikan kecantikannya itu ke sembarang orang. Ia memilih untuk menutupnya dan hanya akan kemudian membukanya kepada orang yang halal melihatnya.” Indah menatap mata ibunya yang berkaca-kaca. Ia mendengar seluruh perkataan ibunya yang diucapkan dengan intonasi penuh cinta.Ibu Indah melanjutkan, “Nak, Indah mengambil pilihan yang tidak ringan cz dilakukan dalam lingkungan dan

zaman sekarang.Tapi indah berani"."Indah tidak hanya cantik di mata manusia. Kecantikannya akan menjadi berita langit yang sampai ke surga. Hingga surga akan merindukannya kelak.” Indah semakin dalam meresapi kata-kata ibunya.

Ia teringat bahwa sebelum hari ini, Indah selalu menolak permintaan ibunya agar ia segera memakai jilbab. Ia takut dijauhi teman-temannya. Ia takut dibilang tidak gaul, tidak modern, tidak mengikuti gaya. Tapi tidak hari ini. Dengan hati yang kukuh, ia sudah sedikit paham bahwa berhijab adalah salah satu perintah wajib. yang dengan karenanya derajat wanita akan sampai pada tempat yang tinggi sesuai fitrahnya. Juga yang akan menjaga dirinya dari gangguan. Pun yang akan membentenginya dari perbuatan kurang baik.

“Doaku untuknya semoga gadis itu diberikan ke-istiqomahan dan kebaikan dari ketaatannya melaksanakan perintah ini.” Ibunya menutup kalimatnya dengan sebuah doa yang langsung melelehkan air mata Indah. Seketika itu, Indah peluk ibunya yang ada di hadapannya dengan sangat erat. Dalam pelukan, Indah berkata lirih pelan di samping telinga ibunya. Gadis itu berjanji, "Mah, indah tidak akan lupa kewajibannya itu sebagai seorang muslimah sampai kapanpun".

Sahabat, tahukah siapa Indah itu ?. Ya...Ia tidak jauh dan bukan siapa siapa lagi, ia ada dalam hatimu sendiri.... sumber : twitter @PUSKOMDA_PRITIM
Share this article :

Puskomda FSLDK Priangan Timur

Puskomda FSLDK Priangan Timur
 
Support : Team MCD FSLDK Priangan Timur
Copyright © 2010. FSLDK Priangan Timur - Jawa Barat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website | Editing by Team MCD
Proudly powered by Blogger