“Aku ingin suatu saat nanti duduk bersama orang-orang yang sedang berkumpul, mengenang kisah perjuangan yang indah di masa lalu. Tentang indahnya kebersamaan, merasakan indahnya kelelahan hingga lelah itu lelah mengejar kita, saat keringat yang mengalir tergantikan oleh senyum persaudaraan.”
Semoga setiap tetes keringat yang mengalir karena perjuangan, kan diganti oleh Allah dengan Syurga-Nya, hingga kita merasakan indahnya pelangi ukhuwah.
***
Sungguh, embun hidayah itu datangnya dari Allah, ia menetes ke dalam relung jiwa, memberi kesejukan di setiap helaan nafas.
Perjalanan mencari hidayah itu teramatlah panjang, penuh kerikil tajam yang menghadang, namun semua kan indah pada akhirnya. Karena hidayah itu bukan ditunggu kawan, tapi kita sendirilah yang harus mengejarnya.
Aku bersyukur pada Allah yang telah mengirimkan orang-orang yang luar biasa untuk membentukku menuju keshalihan, namun kusadari diri ini masih jauh dari kesempurnaan. Insya Allah sahabat-sahabatku, merekalah yang slalu menemaniku dalam perjalanan ini, yang slalu mengingatkan saat diri jauh dari-Nya, yang slalu menasehati dikala aku tersalah, yang setia mengulurkan tangan dikala aku tersungkur jatuh.
Berjuta kata terima kasih ku ucapkan pada ayah dan ibu, yang telah berjuang untuk kami anak-anakmu. Sungguh pengorbanan kalian tak kan mampu kami ganti. Maafkan anakmu yang tak sempat bahagiakanmu, semoga Allah menempatkan kalian di syurg-Nya.. Ayah, ibu, aku mencintai kalian.. Cintaku untukmu cinta karena Allah.. Insya Allah…
Titip rindu untuk ayah dan ibuku Ya Rohman, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku dari kecil.. Amin..
Semua yang terjadi dalam hidup ini adalah atas kehendak-Nya, daun yang berguguran dari tangkainya tak luput dari penglihatan Allah, begitu pula dengan diriku saat ini. Lolos dalam tes penerimaan mahasiswa baru adalah kehendak-Nya, semua tidak terjadi secara kebetulan. Namun, tetap kita harus menjalani dulu prosesnya.
Tak terasa memang, waktu seolah cepat berlalu dan statusku kini seorang mahasiswa kawan! Alhamdulillah…
Saat kakiku pertama kali melangkah ke kampus STIKes BTH, aku begitu kagum. Bangunannya nan megah bercat putih, ya kampus putih ini akan menemaniku mencari ilmu.
Aku bersyukur ditakdirkan oleh Allah untuk kuliah di sini, sebab aku diperkenalkan dengan sahabat-sahabat baru yang luar biasa! Kami sama-sama menuntut ilmu, menjalani praktikum, membuat jurnal dan laporan setiap harinya, itulah aktivitas yang kami jalani menjadi seorang mahasiswa.
Selepas UAS semester satu, entah mengapa kami merasakan ada sesuatu yang kurang di sini. Ya, terlepas dari megahnya bangunan kampusku, terlepas dari canggihnya system perkuliahan yang memadai, ada kehampaan di sana…
***
Langit siang masih membirukan buminya, berteman kehangatan dari cerah sinar mentari. Bangunan putih megah itu semakin memukau di bawah teduhnya sang awan, berharap hujan datang bawa kesejukan, goreskan pelangi warnai indah kanvas kehidupan.
Semakin lama kehampaan membuatku merenung, tentang kondisi kampus, kondisi ruhiyah diri, aku merindukan cahaya Islam menerangi setiap sudut kampus, aku merindukan sekelompok orang yang saling mengingatkan untuk mencintai-Nya.
Hingga di pertengahan semester dua, aku bersama rekan-rekan mahasiswa bermusyawarah untuk merapatkan barisan, berkumpul bersama teman-teman yang sama-sama menginginkan suatu perubahan yang lebih baik di kampus ini.
Masih ku ingat saat itu, di siang hari yang panas, di saat orang-orang mungkin sedang menikmati istirahat siangnya di kosan masing-masing, kami berkumpul di Aula Panti Asuhan Sosial Anak (PSAA) Amanah. Terasa keteduhan di sana. Kami yang kebanyakan masih tingkat satu diberi nasihat dan dukungan dari Ummi Panti, serta dibimbing oleh seorang kakak tingkat yaitu Teh Neni Sri Gunarti dari Prodi Farmasi tingkat empat. Beliau mengingatkan kepada kami tentang sebuah ayat yang begitu menyentuh hati.
“Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang baik.” (QS. An-Nisa : 9).
Berbekal ayat tersebut, Teh Neni mengingatkan agar tidak meninggalkan generasi yang lemah di belakang kita. Maka, kami bertekad untuk mendirikan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di STIKes BTH yang kami beri nama LDK Syi’ar dan Dakwah (SYIDDAH).
Sebenarnya dakwah di BTH sudah ada sejak dulu dan masih berjalan sampai sekarang, karena sesungguhnnya bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang butuh dakwah. Ada tidaknya kita di sini, dakwah akan tetap berjalan. Namun yang jadi pertanyaan, apakah kita mau menjadi generasi yang tergantikan ataukah menjadi generasi pengganti pembawa perubahan dan pembaharu yang lebih baik? Begitulah pesan dari seorang ustadz kepada kami.
Kelanjutan dari pertemuan kami adalah Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) untuk memilih ketua dan menentukan struktur kepengurursan, tepatnya tanggal 2 April 2010 di Graha Husada (Aula) STIKes BTH Tasikmalaya. Agar memudahkan untuk bergerak, kami tidak bisa berjalan sendiri, maka kami mengundang seorang alumni yaitu Akh. Ariswanda dan seorang ustadz untuk memberikan masukan dan pengarahan bagi kami.
Alhamdulillah malam itu terpilih ketua SYIDDAH angkatan pertama yaitu Akh. Ali Mufti dari Prodi D-III Analis Kesehatan, selanjutnya disusunlah struktur kepengurusan inti SYIDDAH.
Usai mabit, kami merencanakan untuk memberitahukan dan mengukuhkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang baru kami bentuk ini kepada pihak STIKes BTH, melalui surat pemberitahuan. Atas ijin Allah, ketika STIKes dan Yayasan BTH mengadakan forum silaturahim dengan seluruh mahasiswa, diakhir acara diresmikanlah UKM SYIDDAH pada tanggal 7 April 2010. Segera setelah diresmikan, pada tanggal 10 April 2010 kami mengadakan rapat program kerja untuk merencanakan langkah-langkah perjalanan kami selanjutnya.
Semoga Allah memudahkan gerak langkah kita dalam mewarnai setiap sudut kampus dengan warna Islam yang indah memesona.
Kelak, goresan tinta emas sejarah ini akan kembali dilanjutkan oleh para generasi pembaharu, generasi 554!
“Wahai orang-orang yang beriman. Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agama-Nya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah : 54)
Semoga setiap tetes keringat yang mengalir karena perjuangan, kan diganti oleh Allah dengan Syurga-Nya, hingga kita merasakan indahnya pelangi ukhuwah.
***
Sungguh, embun hidayah itu datangnya dari Allah, ia menetes ke dalam relung jiwa, memberi kesejukan di setiap helaan nafas.
Perjalanan mencari hidayah itu teramatlah panjang, penuh kerikil tajam yang menghadang, namun semua kan indah pada akhirnya. Karena hidayah itu bukan ditunggu kawan, tapi kita sendirilah yang harus mengejarnya.
Aku bersyukur pada Allah yang telah mengirimkan orang-orang yang luar biasa untuk membentukku menuju keshalihan, namun kusadari diri ini masih jauh dari kesempurnaan. Insya Allah sahabat-sahabatku, merekalah yang slalu menemaniku dalam perjalanan ini, yang slalu mengingatkan saat diri jauh dari-Nya, yang slalu menasehati dikala aku tersalah, yang setia mengulurkan tangan dikala aku tersungkur jatuh.
Berjuta kata terima kasih ku ucapkan pada ayah dan ibu, yang telah berjuang untuk kami anak-anakmu. Sungguh pengorbanan kalian tak kan mampu kami ganti. Maafkan anakmu yang tak sempat bahagiakanmu, semoga Allah menempatkan kalian di syurg-Nya.. Ayah, ibu, aku mencintai kalian.. Cintaku untukmu cinta karena Allah.. Insya Allah…
Titip rindu untuk ayah dan ibuku Ya Rohman, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku dari kecil.. Amin..
Semua yang terjadi dalam hidup ini adalah atas kehendak-Nya, daun yang berguguran dari tangkainya tak luput dari penglihatan Allah, begitu pula dengan diriku saat ini. Lolos dalam tes penerimaan mahasiswa baru adalah kehendak-Nya, semua tidak terjadi secara kebetulan. Namun, tetap kita harus menjalani dulu prosesnya.
Tak terasa memang, waktu seolah cepat berlalu dan statusku kini seorang mahasiswa kawan! Alhamdulillah…
Saat kakiku pertama kali melangkah ke kampus STIKes BTH, aku begitu kagum. Bangunannya nan megah bercat putih, ya kampus putih ini akan menemaniku mencari ilmu.
Aku bersyukur ditakdirkan oleh Allah untuk kuliah di sini, sebab aku diperkenalkan dengan sahabat-sahabat baru yang luar biasa! Kami sama-sama menuntut ilmu, menjalani praktikum, membuat jurnal dan laporan setiap harinya, itulah aktivitas yang kami jalani menjadi seorang mahasiswa.
Selepas UAS semester satu, entah mengapa kami merasakan ada sesuatu yang kurang di sini. Ya, terlepas dari megahnya bangunan kampusku, terlepas dari canggihnya system perkuliahan yang memadai, ada kehampaan di sana…
***
Langit siang masih membirukan buminya, berteman kehangatan dari cerah sinar mentari. Bangunan putih megah itu semakin memukau di bawah teduhnya sang awan, berharap hujan datang bawa kesejukan, goreskan pelangi warnai indah kanvas kehidupan.
Semakin lama kehampaan membuatku merenung, tentang kondisi kampus, kondisi ruhiyah diri, aku merindukan cahaya Islam menerangi setiap sudut kampus, aku merindukan sekelompok orang yang saling mengingatkan untuk mencintai-Nya.
Hingga di pertengahan semester dua, aku bersama rekan-rekan mahasiswa bermusyawarah untuk merapatkan barisan, berkumpul bersama teman-teman yang sama-sama menginginkan suatu perubahan yang lebih baik di kampus ini.
Masih ku ingat saat itu, di siang hari yang panas, di saat orang-orang mungkin sedang menikmati istirahat siangnya di kosan masing-masing, kami berkumpul di Aula Panti Asuhan Sosial Anak (PSAA) Amanah. Terasa keteduhan di sana. Kami yang kebanyakan masih tingkat satu diberi nasihat dan dukungan dari Ummi Panti, serta dibimbing oleh seorang kakak tingkat yaitu Teh Neni Sri Gunarti dari Prodi Farmasi tingkat empat. Beliau mengingatkan kepada kami tentang sebuah ayat yang begitu menyentuh hati.
“Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang baik.” (QS. An-Nisa : 9).
Berbekal ayat tersebut, Teh Neni mengingatkan agar tidak meninggalkan generasi yang lemah di belakang kita. Maka, kami bertekad untuk mendirikan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di STIKes BTH yang kami beri nama LDK Syi’ar dan Dakwah (SYIDDAH).
Sebenarnya dakwah di BTH sudah ada sejak dulu dan masih berjalan sampai sekarang, karena sesungguhnnya bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang butuh dakwah. Ada tidaknya kita di sini, dakwah akan tetap berjalan. Namun yang jadi pertanyaan, apakah kita mau menjadi generasi yang tergantikan ataukah menjadi generasi pengganti pembawa perubahan dan pembaharu yang lebih baik? Begitulah pesan dari seorang ustadz kepada kami.
Kelanjutan dari pertemuan kami adalah Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) untuk memilih ketua dan menentukan struktur kepengurursan, tepatnya tanggal 2 April 2010 di Graha Husada (Aula) STIKes BTH Tasikmalaya. Agar memudahkan untuk bergerak, kami tidak bisa berjalan sendiri, maka kami mengundang seorang alumni yaitu Akh. Ariswanda dan seorang ustadz untuk memberikan masukan dan pengarahan bagi kami.
Alhamdulillah malam itu terpilih ketua SYIDDAH angkatan pertama yaitu Akh. Ali Mufti dari Prodi D-III Analis Kesehatan, selanjutnya disusunlah struktur kepengurusan inti SYIDDAH.
Usai mabit, kami merencanakan untuk memberitahukan dan mengukuhkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang baru kami bentuk ini kepada pihak STIKes BTH, melalui surat pemberitahuan. Atas ijin Allah, ketika STIKes dan Yayasan BTH mengadakan forum silaturahim dengan seluruh mahasiswa, diakhir acara diresmikanlah UKM SYIDDAH pada tanggal 7 April 2010. Segera setelah diresmikan, pada tanggal 10 April 2010 kami mengadakan rapat program kerja untuk merencanakan langkah-langkah perjalanan kami selanjutnya.
Semoga Allah memudahkan gerak langkah kita dalam mewarnai setiap sudut kampus dengan warna Islam yang indah memesona.
Kelak, goresan tinta emas sejarah ini akan kembali dilanjutkan oleh para generasi pembaharu, generasi 554!
“Wahai orang-orang yang beriman. Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agama-Nya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah : 54)